Strategi sebagai Pendidik bidang IPS
Pendidik
merupakan salah satu yang berperan penting dalam memajukan kualitas pendidikan. Baik tidaknya kualitas sekolah bukan hanya
ditentukan lengkap tidaknya fasilitas yang dimiliki, tetapi yang utama adalah
kualitas pendidik. Fasilitas, sarana dan prasana merupakan pendukung dan
pelengkap dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Kualitas
peserta didik dan pendidik tidak hanya dari segi pengetahuan saja tetapi juga
dalam hal kualitas karakter. Setinggi apapun kualitas pengetahuan peserta didik
dan pendidik kalau karakternya kurang bagus tentu akan tidak seimbang.
Harapannya adalah kualitas pengetahuan tinggi, kualitas karakter tinggi pula.
Perjuangan untuk mendapatkan keseimbangan tersebut pasti akan melewati berbagai
hambatan. Sikap optimis dan pantang menyerah akan menjadi salah satu kunci
untuk melewati hambatan tersebut. Kalau belum dicoba tentu tidak akan tahu
apakah hasilnya baik ataupun tidak sesuai harapan. Tentu saja disertai dengan doa
supaya apa yang menjadi tujuan dimudahkan. Keyakinan terhadap diri sendiri
untuk dapat maju dan mencapai apa yang menjadi tujuan yakni lebih memajukan dan juga meningkatkan kualitas sebagai pendidik.
Karakter
merupakan satu kata yang berhubungan dengan sikap, tingkah laku, dan tingkat
emosional. Karakter dibangun atau terbentuk dari lingkungan keluarga sebagai
lingkngan pertama, lingkungan sekolah sebagai lingkungan kedua, dan lingkungan
pergaulan atau lingkungan masyarakat sebagai lingkungan ketiga. Ketiga
lingkungan ini yang membentuk karakter peserta didik. Karakter seseorang tidak
dapat dirubah tetapi dapat diperbaiki secara bertahap. Ibarat pepatah, tidak
seperti membalikkan telapak tangan. Hal itu juga berlaku dalam perbaikan
karakter. Tugas sekolah terutama tugas pendidik yang tidak hanya memberikan
pengetahuan, juga memperkuat ataupun memperbaiki karakter peserta didik untuk
menjadi manusia yang baik.
Memperkuat
dan memperbaiki karakter dilakukan bertahap dengan cara yang halus dan tanpa
paksaan. Agama menjadi pondasi kuat untuk memperkuat ataupun memperbaiki
karakter. Hubungan antara jasmani dan rohani seimbang, berakibat pada
ketenangan jasmani dan rohani. Nantinya akan mempengaruhi kualitas pengetahuan
dan karakter menjadi lebih baik. Hal tersebut menjelaskan bahwa agama tidak
bisa lepas dari kehidupan manusia. Visi dan misi pendidikan nasional juga
menjelaskan pernyataan tersebut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk waktak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk
mencerdaskan kehidupan berbangsa. Penjabaran tujuan pendidikan nasional adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik mrnjadi manusia beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, bertanggung jawab dan demokratis.
Pendidikan
IPS yang menyenangkan dan mudah dipahami menjadi tujuan untuk peningkatan
kualitas pendidikan. Pendidikan IPS terutama kaitannya dalam proses belajar
mengajar sebisa mungkin menyenangkan. Menyenangkan disini
adalah peserta didik diajak untuk berperan serta dan menyenangi pembelajaran
IPS. Contohnya untuk mempermudah dalam mengingat peperangan diponegoro terutama
mengenai tanggal maka dibuat alur bahwa perang diponegoro berlangsung singkat
selama 5 menit dan terjadi setelah mahgrib. Cerita sesungguhnya dari perang
diponegoro adalah terjadi pada tahun 1825 sampai tahun 1830. Hal itu untuk
mempermudah mengingat mengenai perang diponegoro dan menarik perhatian
tentunya.
IPS
dapat mudah dipelajari dengan penerapan PAPE (pahami, analisis, aplikasi, dan
evaluasi). Langkah pertama adalah pahami. Pembelajaran IPS yang dilakukan di
kelas yang sudah diberikan oleh pendidik harus dipahami peserta didik. Kalau
hanya dihafalkan saja tentu akan menyulitkan dan terasa membosankan. Teknik
memahami materi yang diajarkan akan lebih cepat dan mudah diterima oleh
pikiran. Setelah dapat dipahami, langkah kedua yakni analisis. Materi-materi
IPS yang sudah dipahami selanjutnya dianalisis dengan situasi dan kondisi di
lingkungan sekitar. Sesuai tidak dengan kondisi dan situasi lingkungan sekitar.
Apabila ditemukan ketidak sesuai atau persoalan, tentu harus dicari solusi yang
tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Setelah solusi diperoleh, lanjut
kelangkah selanjutnya.
Langkah
ketiga adalah aplikasi. Permasalahan yang sudah ditemukan solusinya kemudian
solusi tersebut diterapkan pada situasi lingkungan yang ditemukan persoalan.
Tepat tidaknya solusi yang diterapkan tergantung dengan situasi dan kondisi
yang ada. Inilah fungsi dari langkah terakhir yaitu evaluasi. Evaluasi
digunakan untuk melihat solusi yang sudah diterapkan tepat sasaran dan apakah
ditemukan ketidak sesuai serta apakah solusi yang sudah diterapkan ada
perkembangan atau tidak berpengaruh sama sekali. Apabila solusi dirasa masih
kurang efektif maka harus dicari dan diterapkan solusi lainnya.
Penerapan
PAPE untuk proses pembelajaran dapat berupa materi yang diterima dari pendidik
dapat dipahami oleh peserta didik. Kemudian, peserta didik mengkonfirmasikan pemahaman tersebut dengan lingkungan sekitar atau keadaan nyata
di masyarakat apakah sudah sesuai atau tidak. Pada tahap ini terjadi tahapan analisis serta
aplikasi. Tahapan terakhir adalah evaluasi, dimana apa bila terdapat perbedaan
antara materi yang disampaikan oleh pendidik dengan keadaan nyata maka timbul
pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu nantinya dapat ditanyakan
kepada guru sebagai pendidik untuk sama-sama mencari jawaban atas pertanyaan
yang diajukan.
Meningkatkan
kualitas pendidik dalam bidang pendidikan dengan penelitian bidang pendidikan
untuk menunjang kreatifitas pemikiran dan penyaluran ide-ide dari pendidik.
Serta peningkatan secara profesi yaitu mencapai gelar pendidikan
setinggi-tingginya. Hal itu bukan untuk menunjukan kehebatan tetapi lebih
kepada dorongan dan keinginan untuk meningkatkan kualitas secara pengetahuan.
Tidak hanya peserta didik saja yang harus meningkatkan kualitas pendidikan,
tetapi pendidik juga harus meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidik
yang tinggi tentu akan berbanding lurus dengan kualitas peserta didik yang
tinggi pula.
Kesempatan
yang sama diberikan kepada pendidik tanpa memandang apakah pendidik tersebut
laki-laki atau wanita. Pemberian kesempatan diutamakan kepada kualitas pendidik
itu sendiri. Keinginan untuk maju dan memberikan yang terbaik merupakan faktor
penyemangat tersendiri bagi pendidik. Semangat yang tinggi untuk menjadi
pendidik yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Comments
Post a Comment